Jodoh, Rezeki, dan Karakter: Mengupas Tuntas Makna Pasaran, Neptu, dan Weton

Rate this post

Weton (we-ton) merupakan sistem penanggalan kuno Jawa yang hingga kini masih menjadi pedoman krusial dalam menentukan alur kehidupan, dari watak pribadi hingga proyeksi rezeki dan kecocokan jodoh. Dalam kebudayaan Jawa, weton dipandang sebagai kodefikasi energi alam semesta saat seseorang dilahirkan. Kodefikasi ini terdiri dari dua unsur utama: hari (Saptawara) dan pasaran (Pancawara), yang kemudian diwakili oleh nilai numerik yang disebut neptu.

Artikel ini akan mengupas tuntas trias sentral dalam Primbon Jawa—Pasaran, Neptu, dan Weton—serta bagaimana ketiganya berinteraksi dalam menentukan karakter, rezeki, dan takdir percintaan seseorang.


I. Weton dan Neptu: Fondasi Peta Diri Jawa

Weton, sebagaimana tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah hari lahir seseorang dengan pasarannya (Legi, Paing, Pon, Wage, Kliwon). Ia merupakan hasil kombinasi tujuh hari masehi (Minggu hingga Sabtu) dengan lima hari pasaran Jawa, menghasilkan 35 kombinasi yang berulang dalam siklus selapan (35 hari).

Neptu adalah nilai numerik yang dimiliki oleh setiap hari dan pasaran. Nilai inilah yang berfungsi sebagai “kunci” hitungan untuk menafsirkan karakter dan memprediksi masa depan.

A. Nilai Dasar Neptu

Hari (Saptawara)Nilai NeptuPasaran (Pancawara)Nilai Neptu
Minggu5Legi5
Senin4Pahing9
Selasa3Pon7
Rabu7Wage4
Kamis8Kliwon8
Jumat6
Sabtu9

Ekspor ke Spreadsheet

Cara Hitung Weton: Neptu Hari + Neptu Pasaran

  • Contoh: Weton Jumat Kliwon: Jumat (6) + Kliwon (8) = Neptu 14

B. Makna Neptu Total terhadap Karakter

Neptu total weton sering kali mencerminkan watak dan lakune (jalan hidup) seseorang.

Neptu TotalLakune (Jalan)Karakter Umum
7, 8, 9, 10Lakune Angin/Geni KecilCenderung tenang, bijaksana, atau mudah goyah/pemarah.
11, 12, 13, 14Lakune Kembang/LintangDinamis, kreatif, disukai banyak orang, tetapi penyendiri.
15, 16, 17, 18Lakune Bumi/GedheKuat, berwibawa, berjiwa pemimpin, tetapi bisa keras kepala.

Ekspor ke Spreadsheet


II. Kekuatan Pasaran: Penentu Sifat Dasar dan Rezeki

Lima hari pasaran (Pancawara) memiliki makna filosofis dan unsur alam yang kuat, memberikan pengaruh dominan pada sifat dasar dan aliran rezeki.

PasaranSimbol Spiritual/WarnaKarakter DasarProyeksi Rezeki
LegiManis, Putih, Timur (Kayu/Udara)Jujur, loyal, optimis, suka memberi nasihat, tetapi keras hati.Memiliki rezeki yang stabil, tetapi harus tekun dan tidak boros.
PahingPahit, Merah, Selatan (Api)Berani, berwibawa, jiwa seni tinggi, tetapi mudah marah/agresif.Rezeki besar, sering dikaitkan dengan kemakmuran, tetapi rentan terhadap tantangan.
PonPetak, Kuning, Barat (Tanah)Tegas, disiplin, berjiwa sosial, cermat dalam bertindak.Baik untuk bisnis dan perdagangan, rezeki mengalir dari ketekunan.
WageCemeng, Hitam, Utara (Air)Setia, penurut, pemurah, tetapi keras hati dan pendiam.Rezeki sering datang dari kejutan, berpotensi sukses jika tidak mudah menyerah.
KliwonKasih, Gabungan, Pusat (Logam)Cerdas, pandai bicara, mandiri, karismatik, tetapi mudah tersinggung.Paling kuat secara spiritual, rezeki datang dari kecerdasan dan kemampuan bergaul.

Ekspor ke Spreadsheet

Pengaruh Rezeki: Weton sering dihubungkan dengan konsep Tunggak Semi (rezeki selalu tumbuh setelah habis) atau Wasesa Segara (rezeki seluas lautan). Pasaran (dan neptu totalnya) memberikan petunjuk pekerjaan yang cocok. Misalnya, orang dengan neptu besar (seperti Sabtu Pahing) dianggap cocok menjadi pemimpin, sementara neptu sedang (seperti Jumat Kliwon) cocok di bidang kreatif atau yang membutuhkan komunikasi.


III. Weton dan Jodoh: Peta Kecocokan Percintaan

Fungsi weton yang paling sering digunakan dalam adat Jawa adalah menentukan kecocokan jodoh melalui perhitungan neptu kedua calon pasangan. Tujuan utamanya adalah mencari keharmonisan (pesthi) dan menghindari nasib buruk (pegat).

A. Mekanisme Perhitungan Jodoh

  1. Hitung Neptu Total Pasangan: Jumlahkan neptu calon pria dan calon wanita.
  2. Tafsirkan Hasil: Hasil penjumlahan total neptu kemudian dibagi atau dicocokkan dengan kategori Primbon (misalnya, dibagi 8 atau merujuk pada 8 kategori utama).

B. Kategori Utama Kecocokan Jodoh

Dalam Primbon Jawa, jumlah neptu total akan menghasilkan salah satu dari delapan kategori utama, yang memproyeksikan nasib rumah tangga:

Kategori JodohJumlah Neptu (Contoh)Makna dan Prediksi
Pegat1, 9, 10, 18, 27, 36Rawan perceraian (pegatan), masalah ekonomi, atau perselingkuhan.
Ratu2, 11, 20, 29Jodoh sejati, sangat harmonis, dihormati dan disegani lingkungan.
Jodoh3, 12, 21, 30Cocok, rukun, saling melengkapi kekurangan dan kelebihan.
Topo4, 13, 22, 31Sulit di awal pernikahan (ekonomi/adaptasi), tetapi bahagia di masa tua.
Tinari5, 14, 23, 32Selalu diliputi kebahagiaan dan kemudahan rezeki.
Padu6, 15, 24, 33Sering bertengkar (padu), tetapi pertengkaran kecil dan tidak sampai cerai.
Sujanana7, 16, 25, 34Rawan perselingkuhan atau hadirnya orang ketiga yang mengganggu.
Pesthi8, 17, 26, 35Rukun, selamat, damai, dan harmonis sampai akhir hayat.

Ekspor ke Spreadsheet

  • Contoh: Jika total neptu 29 (seperti dalam contoh Jumat Kliwon 14 + Senin Pon 15) jatuh pada kategori Ratu, hubungan diprediksi sangat baik dan membawa keberuntungan.

IV. Weton sebagai Pengendali Diri (Laku)

Pada akhirnya, weton dalam budaya Jawa tidak bersifat deterministik (menentukan takdir secara mutlak), melainkan bersifat probabilistik (memberikan probabilitas) dan direaktif (menuntut reaksi).

Ketika hasil weton (baik karakter, rezeki, maupun jodoh) menunjukkan nilai yang kurang baik, seperti Pegat atau Sujanana, hal ini tidak berarti putus asa. Justru, weton berfungsi sebagai pepiling (pengingat) bagi individu dan keluarga untuk melakukan tirakat atau laku prihatin.

Tirakat yang sering dilakukan antara lain:

  1. Puasa Weton: Melakukan puasa pada hari weton kelahiran untuk membersihkan diri dan menetralkan energi negatif.
  2. Slametan/Kenduri: Mengadakan syukuran kecil (bancakan) untuk memohon keselamatan dan berkah, sekaligus sebagai wujud pengendalian diri.

Inti dari ajaran weton adalah bahwa karakter, rezeki, dan jodoh sejatinya dapat diupayakan dan diperbaiki melalui usaha (ikhtiar) dan doa (donga). Weton hanyalah peta awal, sedangkan pelayarannya ditentukan oleh kebijaksanaan dan kepatuhan seseorang terhadap ajaran leluhur. Dengan memahami pasaran dan neptunya, seseorang Jawa diharapkan mampu menyeimbangkan dimensi lahir dan batin, menciptakan harmoni dalam hidup (manunggaling kawula Gusti).

Share this content: